Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Laporan Praktek Titrasi Kadar Asam Cuka dalam Cuka Makan

Menentukan Kadar Asam Cuka dalam Cuka Makan
dengan Metode Titrasi Asam Basa
Nama Anggota :
1. Esa Bella (13)
2. Ferryawan Kurniady (14)
3. Giovani Anggasta (15)
4. Imori Kamul (16)

KELAS 11 IPA 3
MEI 2016



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis laporan ini untuk dapat menyelesaikan laporan yang berjudul "Menentukan Kadar Asam Cuka dalam Cuka Makan dengan Metode Titrasi Asam Basa". Tujuan penulisan laporan ini ialah untuk melengkapi tugas mata pelajaran kimia yang dibimbing oleh Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan perhatian.


Kami berharap semoga dengan ditulisnya laporan ini dapat memberikan pengetahuan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Jambi,11 Mei 2016.         
(Oleh : imori)


TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan kadar asam cuka dalam cuka makan melalui proses titrasi asam basa.


(Oleh : imori)

MANFAAT
Melalui praktikum ini,diperoleh kadar asam asetat dalam cuka makan botolan dengan metode titrasi asam basa serta dapat membandingkan kadar asam cuka pada merk dagang.


(Oleh : imori)

TEORI SINGKAT

    Titrasi adalah penentuan konsentrasi suatu larutan berdasarkan reaksinya dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Untuk mengetahui banyaknya volume larutan lain yang bereaksi dengan larutan awal (disebut titik ekuivalen),maka digunakan indikator tertentu yang dapat menandai titik akhir titrasi. Salah satunya indikator PP,yang ketika digunakan dapat menandai titik akhir titrasi ketika larutan berubah menjadi warna pink atau sebaliknya. Dengan titrasi dapat ditentukan konsentrasi dalam larutan analit yang dicari.Besarnya kesalahan titrasi adalah selisih antara titik ekuivalen dengan titik akhir titrasi.
     Titrasi asam cuka (CH3COOH) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) sebagai larutan standar akan menghasilkan garam CH3COONA yang berasal dari sisa asam lemah dan basa kuat yang kemudian terhidrolisis. Reaksi hidrolisis ini merupakan reaksi keseimbangan yang dapat ditulis sebagai berikut : 
                  CH3COOH (aq) + NaOH (aq) --> CH3COONa (aq) + H2O (l)
     Pada titrasi ini,sebagian asam asetat dan biasanya akan tinggal dalam larutan. Saat titik ekuivalen (titik akhir titrasi) terjadi,banyaknya asam cuka dan NaOH bebas adalah sama ,tetapi karena asam asetat termasuk elektrolit lemah maka ion H+ yang dibebaskan sangat sedikit,dan akan lebih banyak tinggal sebagai molekul CH3COOH. Sedangkan basa bebasnya (NaOH) merupakan elektrolit kuat yang hampir terionisasi sempurna,membebaskan ion OH- dalam larutan. Hal ini mengakibatkan titrasi akan berakhir pada pH diatas 7.

Asam asetat
Senyawa Kimia
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C₂H₄O₂.
Nama merek: Vosol, Borofair
Rumus: CH3COOH
Nama IUPAC: Acetic acid
Massa molar: 60,05 g/mol
Kepadatan: 1,05 g/cm³

(Oleh : imori - www.cheminmyheart.com - id.Wikipedia.org)
ALAT DAN BAHAN


1. Cuka Makan berkadar 25% 1 botol 

2. Air mineral 1 botol (250ml)
3. Erlenmeyer 2 buah

4. Pipa tetes 2 buah
5. Tabung ukur

6. NaOH (0,1340 M)
7. Indikator PP
8. Indikator BTB

(Oleh : imori, Dokumentasi sumber : imori)

PROSEDUR KERJA
oleh : Esa bella

HASIL PRAKTIKUM

Hasil dari PP
(Sumber : imori)
Volume NaOH (0,1 M) : 7,15 ml

Hasil dari BTB 
(Sumber : imori)
Volume NaOH (0,1 M) : 9,8ml


PERHITUNGAN

Acetic acid glacial density = 1.05 g/cm3



Perhitungan oleh: Giovani Anggasta



DISKUSI DAN PEMBAHASAN




 Ternyata dari hasil praktikum yang dilakukan sebelumnya, kadar Asam Asetat yang didapat hanya sebesar 21.9%(dengan PP). Ini membuktikan bahwa apa yang tertera di label sebuah kemasan belum tentu sama dengan realita yang ada. Terbukti disini bahwa persentase hasilnya hanya 87.6% tidak 100%. Ini menandakan bahwa cuka yang berlabel 25% seperti yang kita beli di pasaran dan digunakan untuk makanan ternyata kadar cukanya tidak sampai 25%. Untuk kasus seperti ini hendaknya kita bisa melapor ke BPOM untuk menguji keabsahan kadar Asam Asetat dalam cuka makan dengan membawa bukti hasil perhitungan kita ke BPOM.
Namun hasil ini bertolak belakang dengan pengukuran menggunakan BTB dimana hasil kerja yang didapatkan adalah 30.01%. Sangat jauh berbeda dengan apa yang tertera dilabel yaitu 25%. Terlihat bahwa penggunaan indikator yang berbeda juga akan berpengaruh pada hasil yang dicapai.


(Ferryawan)
KESIMPULAN

Melalui uji titrasi asam basa menggunakan NaOH 0,1340 M dengan indikator PP , diperoleh kadar Asam Asetat dalam sebotol cuka makan bervolume 250 ml sebesar 21.9% , sedangkan tertera pada label sebotol cuka makan mengandung 25% Asam Asetat. Dari hasil praktikum didapat % hasil sebesar 87.6%.

Melalui uji titrasi asam basa menggunakan NaOH 0,1340 M dengan indikator BTB , diperoleh kadar Asam Asetat dalam sebotol cuka makan bervolume 250 ml sebesar 30.01% , sedangkan tertera pada label sebotol cuka makan mengandung 25% Asam Asetat. Dari hasil praktikum didapat % hasil sebesar 120%.

(Ferryawan)

SARAN 

  1. Praktikum seperti ini hendaknya juga dilakukan untuk menguji kadar-kadar senyawa dalam sebuah larutan contohnya yaitu alkohol 60% dan alkohol 70% sehingga dapat dibuktikan kebenaran dari apa yang tertulis di label
  2. Indikator hendaknya dipilih sesuai dengan kebutuhan. Memilih yang rentang pH-nya sesuai dengan larutan yang akan diuji. Agar lebih efisien.
  3. Memperhatikan tetes demi tetes tiran agar diperoleh hasil yang akurat.
  4. Hasil yang diperoleh nantinya hendaknya memasukkan seluruh desimal pada kalkulator agar tingkat ketelitian pengukuran lebih tinggi dan lebih akurat.
  5. Setiap praktikum hendaknya para peneliti menggunakan jas praktikum, dan sarung tangan agar tidak terkontaminasi dengan zat yang akan diuji.
 (Ferryawan)
 
PENUTUP

Demikianlah hasil praktikum dari peneliti. Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing praktikum kami Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si M.Pd., yang banyak membantu peneliti dari memberi pengarahan praktikum kepada peneliti dan memberi kesempatan kepada peneliti untuk melakukan praktikum ini dengan baik dan sesuai dengan kaidah ilmiah. Mengingat adanya peribahasa “ Tiada Gading Yang Tak Retak ” , peneliti meminta maaf sebesar besarnya apabila ada kata – kata yang kurang berkenan, dan kesalahan dalam penulisan istilah. Maka dari itu kami berharap kritik dan saranya agar laporan kami dapat lebih baik lagi .  



Jambi, 14 Mei 2016 


Peneliti
(Ferryawan)


DOKUMENTASI 
(oleh: Giovani Anggasta)


Oleh: Giovani Anggasta

Oleh: Giovani Anggasta

Oleh: Giovani Anggasta

Oleh: Giovani Anggasta

Oleh: Giovani Anggasta




DAFTAR PUSTAKA


Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. BERNAS KIMIA JILID 2. Jogjakarta: Citra Media

www.cheminmyheart.com

https://en.wikipedia.org/wiki/Acetic_acid 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(Esa-Ferry) MENENTUKAN TRAYEK pH DAN WARNA DARI INDIKATOR ALAMI

MENENTUKAN TRAYEK pH DAN WARNA DARI INDIKATOR ALAMI DAUN ANDONG MERAH





Nama :
1. Esa Bella
2. Ferryawan

Kelas 11 IPA 3

SMA XAVERIUS 1 JAMBI
MARET 2016



KATA PENGANTAR


Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penelitii dapat menyelesaikan makalah tentang, Menentukan Trayek pH Dan Warna Dari Indikator Alami Daun Andong Merah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga peneliti berterima kasih pada Ibu  Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si., M.Pd selaku Guru Kimia SMA Xaverius 1 Jambi yang telah memberikan tugas ini kepada penliti.

       Peneliti sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai daun andong merah sebagai media yang dapat digunakan sebagai indicator asam-basa pada setiap larutan. Peneliti juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, peneliti berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah peneliti buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi peneliti sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya peneliti mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Jambi, April 2016


Penyusun



TUJUAN

Menentukan daerah trayek pH dan perubahan warna indikator alami daun andong pada larutan uji asam, netral dan basa.


MANFAAT

Melalui praktikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek pH nya masing-masing.

TEORI SINGKAT

Indikator adalah asam lemah (HIn) yang terdisosiasi dalam air menurut reaksi:

Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam ,basa atau netral. Kita dapat menentukan apakah zat atau senyawa itu asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator. Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru - lakmus merah yang dibuat di laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam-basa dengan bahan yang di dapat dari alam seperti tumbuhan .Indikator asam-basa alami menggunakan bahan-bahan dari alam seperti bunga sepatu, bunga mawar, bunga kamboja, bunga kenanga, bunga anggrek hutan, kunyit dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa  yang dapat memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa.
Indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam suasana yang berbeda, misalnya lakmus yang dalam suasana asan berwarna merah sedangkan dalam suasana basa berwarna biru.Disekitar kita, terdapat beberapa zat warna alami yang dapat digunakan sebagai indikator, seperti kunyit ekstrak daun mahkota bunga berwarna, dan lain lain tetapi dengan syarat dapat mengalami perubahan warna dalam suasana yang berbeda.Dengan indikator kita dapat membedakan suatu larutan bersifat asam, netral ataupun basa. Asam (sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang apabila dimasukan atau dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. 



METODE

Alat dan Bahan:
  • 10 buah gelas plastik
  • 10 buah sendok plastik
  • tissu secukupnya
  • alat ukur pH
  • 100 gr daun andong merah (20 lembar)
  • HCL
  • cuka
  • air tawas
  • air hujan
  •  NaCL
  • air
  • air sabun
  • air soda
  • NaOH

daun andong merah 100 gr (20 lembar)






Cara Kerja 












HASIL PENGAMATAN




TABEL HASIL PENGAMATAN










Perhitungan nilai Ka Indikator :














DISKUSI PEMBAHASAN
  • Indikator alami daun andong dapat digunakan sebagai indikator karena terdapat perubahan yang cukup mencolok dari warna yang menunjukkan asam ke daerah yang menunjukkan basa. Terlihat bahwa daerah yang menunjukkan asam cenderung berwarna kemerahan dan daerah yang basa cenderung berwarna hijau hingga kecoklatan. Ini disebabkan karena adanya kandungan zat kemerahan yaitu eritrin. Praktikum ini menunjukkan bahwa daun andong merah cocok untuk dijadikan sebagai indikator asam-basa karena adanya perbedaan warna yang mencolok dari daerah asam ke basa.


KESIMPULAN
  • Berdasarkan hasil praktikum maka disimpulkan:
  1. Trayek indikator alami dari daun andong merah menunjukan perubahan warna :merah - coklat
  2. Trayek pH :1.9-13.8
  3. Daerah di bawah pH trayek adalah daerah asam = 1.9
  4. Daerah di atas pH trayek adalah daerah basa = 13.8
  5. Ka yang diperoleh (metode pendekatan) = 6.309727862x10-12

SARAN
  • Sebaiknya menggunakan indikator alami yang warnanya terang tidak terlalu gelap agar mudah melihat perbedaannya
  • Saat melakukan pencampuran diharapkan secara serentak dengan takaran yang sama
  • Jauhkan alat pemakaian yang berulang terhadap bahan pencampur seperti sendok
DAFTAR PUSTAKA


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Annisa%20Fillaeli,%20S.Si.,%20M.Si./Kimia%20dasar_Kesetimbangan%20Asam%20Basa.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/KD%202.%20Asam%20basa.pdf
http://kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Asam-Basa.pdf
Tjahjadarmawan Elizabeth, S.Si, M.Pd. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Citra Media. Yogyakarta


Penulis : Esa Bella dan Ferryawan Kurniady

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

(GIO-MORI) PRAKTIKUM KIMIA: MENENTUKAN PH DAN DAERAH WARNA TRAYEK INDIKATOR ALAMI

MENENTUKAN TRAYEK PH DAN WARNA DARI INDIKATOR ALAMI

DAUN BAMBU UNGU


Nama:
Giovani Anggasta (15)
Imori Kamul (16)

Kelas 11 IPA 3

SMA XAVERIUS 1 JAMBI
MARET 2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis laporan ini untuk dapat menyelesaikan laporan yang berjudul "Menentukan Trayek pH Dari Indikator Alami Daun Bambu Ungu". Tujuan penulisan laporan ini ialah untuk melengkapi tugas mata pelajaran kimia yang dibimbing oleh Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan perhatian.

Kami berharap semoga dengan ditulisnya laporan ini dapat memberikan pengetahuan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Jambi, 12 April 2016

TUJUAN
Menentukan daerah trayek pH dan perubahan warna indikator alami daun bambu ungu pada larutan uji asam, netral, dan basa.

MANFAAT
Melalui praktikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek pH nya masing-masing.

TEORI SINGKAT
Indikator adalah asam lemah (HIn) yang terdisosiasi dalam air menurut reaksi:

METODE
ALAT DAN BAHAN:

  •  Gelas plastik 20 buah
  • Sendok plastik 20 buah
  • Tissue
  • Air mineral botol 600ml 1 botol
  • Label nama
  • Alat pengukur pH
  • Larutan uji:
    • HCl
    • CH3COOH (Cuka)
    • Al2(SO4)3 (Tawas)
    • NaCl (Garam dapur) -> 2sdm + 250ml air
    • Air hujan
    • Indikator (100gram daun bumbu ungu + 300ml air + 100ml alkohol 70%)
    • Air mineral
    • Air sabun (1sdm deterjen putih + 250ml air)
    • Na2CO3 (Soda)
    • NaOH

CARA KERJA:


HASIL PENGAMATAN:











PERHITUNGAN NILAI Ka INDIKATOR


DISKUSI DAN PEMBAHASAN

  • Indikator alami daun bambu ungu dapat digunakan sebagai indikator, karena pH indikator berada dalam posisi netral pada trayek pH, dan dapat berubah warna saat dicampur dengan larutan uji, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui asam atau basa nya suatu larutan uji.
  • Indikator daun bambu ungu ternyata lebih sesuai digunakan pada larutan yang basa. Karena setelah dilihat dari daftar trayek pH, diperoleh selisih pH antara netral ke basa lebih jauh dibandingkan selisih pH netral ke asam.
  • Nilai Ka indikator yang diperoleh dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa daun bambu ungu merupakan asam lemah karena Ka = 1,258925412*10-8


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum maka disimpulkan:

  • Trayek indikator alami dari daun bambu ungu menunjukkan perubahan warna: Merah - Hijau
  • Trayek pH : 6,6 - 6.8
  • Daerah di bawah pH adalah daerah asam, yaitu 3,7
  • Daerah di atas pH adalah daerah basa, yaitu 10,7
  • Ka yang diperoleh adalah 1,258925412*10-8 (metode pendekatan)


SARAN
  • Dapat dicoba untuk menggunakan indikator dari bahan lain selain dedaunan, sehingga perubahan warna menjadi semakin jelas.
  • Jenis larutan uji dapat dibuat lebih bervariasi lagi dan tetap disusun secara berurutan, sehingga benar-benar tampak jelas perubahan warna dari basa, netral, ke asam.
  • Pengukuran dengan pH meter harus ditunggu hingga angka benar-benar berhenti untuk mendapat hasil yang akurat.
  • pH meter harus selalu dibersihkan sebelum dicelup ke larutan uji yang berbeda-beda, sehingga tidak terkontaminasi antar larutan uji.
  • Dalam perhitungan nilai Ka, sebaiknya tidak melakukan pembulatan-pembulatan sehingga hasilnya akurat dan tepat.
KATA PENUTUP
Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing kami Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd, dan kepada teman-teman semua yang telah membantu proses penulisan laporan ini. Kami harap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Jambi, 12 April 2016


DAFTAR PUSTAKA
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media

Pembuat dan design blog : Imori Kamul
Penulis laporan : Giovani Anggasta dan Imori Kamul
Dokumentasi : Giovani Anggasta

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS